peluang usaha

Rabu, 28 Mei 2014

Pintu ar-Rayyan

marhaban ya ramadhan

Assalaamu alaikum wa rahmatullaahi wa barkaatuhu..

Berita Gembira! Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya di surga ada sebuah pintu yang dinamakan ar-Rayyan, yang akan masuk melaluinya pada Hari Kiamat hanyalah orang-orang yang berpuasa. Tidak akan masuk seorang pun melaluinya selain mereka. Lalu diserukan, “Manakah orang-orang yang berpuasa?” Maka mereka pun berdiri. Tidak ada seorang pun yang akan masuk melalui pintu ar-Rayyan ini kecuali mereka. Setelah semua masuk, maka pintu itu pun ditutup, sehingga tidak ada lagi yang bisa masuk melaluinya.” (Muttafaq ‘alaih).

Saudaraku, untuk menyemangati Ramadhan kita ini, bacalah dengan iman sabda Nabi Saw di atas. SubhanAllah, betapa tinggi dan mulianya Allah menempatkan orang-orang yang berpuasa. Buah dari keikhlasan dan kesabarannya, teristimewakan dengan memasukkan ke dalam surga melalui pintu khusus yang bernama “ar-Rayyan”.

Kata ar-Rayyan berasal dari bentuk infinitif ar-ray yang berarti pengairan, segar, dan pemandangan yang indah. Nama ini sesuai dengan keadaan orang-orang yang berpuasa yang menahan dirinya dari makan dan minum. Dan dahaga inilah yang lebih dominan dirasakan oleh orang yang sedang berpuasa dibanding rasa lapar.

Zain Ibnu al-Munir mengatakan, “Rasulullah mengatakan ‘pintu ar-Rayyan ada di dalam surga’, tidak mengatakan ‘bagi surga pintu ar-Rayyan’, agar orang-orang merasa bahwa dalam pintu tersebut mendapati kenikmatan dan kenyamanan surgawi (kenikmatan di dalam kenikmatan) yang tidak putus. Maka hal ini akan menambah keinginan dan kerinduan kepadanya”.

Hadis senada dengan di atas juga diriwayatkan oleh Imam al-Nasa’i dan Imam Ibnu Khuzaimah, dari Sa’id bin ‘Abdurrahman, dan yang lainnya. Dalam riwayat ini terdapat tambahan, “Siapa yang memasukinya (memasuki pintu ar-Rayyan), maka akan meminum darinya. Dan siapa yang meminum darinya, maka tak akan dahaga selamanya”.

Keterangan tambahan ini merupakan penegasan dari penghormatan Allah, sang pemelihara alam kepada orang-orang yang berpuasa, sekaligus sebagai reward spesial bagi mereka. Sejatinya pahala dan balasan Allah bagi orang-orang yang berpuasa adalah penuh, besar, dan tiada terhitung. Ada pun masuknya orang-orang yang berpuasa melalui pintu ar-Rayyan ini merupakan tambahan pahala dan penghormatan semata.

SubhanAllah, betapa besar kasih sayang Allah kepada hamba-Nya yang berpuasa. Hadiah surga VIP yang bernama ar-Rayyan ini diberikan khusus kepadanya.

Ya Allah, ampunilah seluruh dosa kami, maafkan seluruh kesalahan kami, terimalah taubat kami dan ridhailah kami masuk dalam surga ar-Rayyan-Mu. Aamin.

Minggu, 18 Mei 2014

Demi Tegaknya Izzah Islam

Demi Tegaknya Izzah Islam

‘’Sesungguhnya surga itu ada seratus derajat, jarak di antara setiap dua derajat adalah seumpama langit dan bumi. Dan al-Firdaus adalah derajat paling tinggi, daripadanya terpancar sungai-sungai surga. Apabila kamu meminta kepada Allah maka mintalah daripada-Nya al-Firdaus.’’ (Riwayat al-Hakim).

RADAR ISLAM -- Betapa pun saat ini kita tinggal di negeri yang belum sempurna, namun merindukan tegaknya izzah Islam wal Muslimin harus terus terjaga dan terpelihara.

Kerinduan ini juga harus dibalut tekad kuat. Karena keinginan kuat modal awal meneruskan langkah-langkah berikutnya.

Dan keinginan itu sebagaimana disebut dalam hadis di atas, haruslah bertempat pada titik tertinggi. Nabi Muhammad SAW sendiri senantiasa menyuruh para sahabat bahkan umat Islam seluruhnya agar mempunyai keinginan yang tinggi dalam semua perkara.

Sebagaimana kalau harus minta maka mintalah kepada sesuatu yang paling tinggi, Surga Firdaus. Kalau terjun di dunia dagang maka berusahalah menjadi seseorang yang dengannya orang berhajat banyak kepadanya.

Jika saat ini sedang belajar, berproseslah terus untuk menjadi pemilik ilmu yang alim, mengamalkan ilmunya, dan lalu menyebarkannya. Kalau politik adalah lahan tekunannya, maka di pucuk pemenuhan kebaikan umat adalah orientasinya.

Jadilah pemimpin di negeri ini yang mengamalkan Islam dan meninggikan kesejahteraan kaum muslimin dan semua yang dipimpinnya.

Nabi SAW tercinta menanam keinginan yang kuat dan harapan yang besar kepada seorang sahabat bernama Uqbah bin Nafi. 

Beliau mendoakannya ketika masih kecil agar Allah Azza wa Jalla memilihnya untuk menjadi pembuka dan pembebas yang hebat.

Ia telah menjadikan ‘Uqbah berkeinginan dan berjiwa besar yang membawanya kepada pembukaan dakwah di wilayah utara Afrika.

Begitu juga dengan Muhammad al-Fatih. Sejak Fatih masih kecil, ayahnya menanam keinginan agar suatu hari nanti Kostantinopel  (Istanbul) akan bebas melalui tangannya. Tinta sejarah pun tertoreh, beliaulah yang dijuluki al-Fatih, penakluk Konstantinopel.

Langkah tarbawiyah sang Nabi SAW ini tentu merupakan seruan umum kepada seluruh orang tua, para ustaz, penjaga, pendidik dan pendakwah agar mengambil kaidah yang sama.

Menanam keinginan dan menggalakkan manusia beriman agar mengincar posisi tinggi demi tegakknya ‘Izzah Islam wal Muslimin.

Jika tidak juga hal ini diteruskan maka tentu hanya mimpi kalau kita bisa mengubah dunia. Jadi, tanamkanlah tekad yang kuat untuk merebut supremasi indah li I’laai Kalimatillah.


Oleh : Ustad Muhammad Arifin Ilham.
Sumber : Republika.co.id.

Selasa, 13 Mei 2014

Halal dan Haram dalam Islam


RADAR ISLAM -- Salah satu prinsip yang telah diakui oleh Islam ialah: apabila Islam telah mengharamkan sesuatu, maka wasilah dan cara apa pun yang dapat membawa kepada perbuatan haram, hukumnya adalah haram.

Oleh karena itu, kalau Islam mengharamkan zina misalnya, maka semua pendahuluannya dan apa saja yang dapat membawa kepada perbuatan itu, adalah diharamkan juga.

Misalnya, dengan menunjukkan perhiasan, berdua-duaan (free love), bercampur dengan bebas, foto-foto telanjang (cabul), kesopanan yang tidak teratur (immoral), nyanyian-nyanyian yang kegila-gilaan dan lain-lain.

Dari sinilah, maka para ulama ahli fikih membuat suatu kaidah: “Apa saja yang membawa kepada perbuatan haram, maka itu adalah haram.”

Kaidah ini senada dengan apa yang diakui oleh Islam; yaitu bahwa dosa perbuatan haram tidak terbatas pada pribadi si pelakunya itu sendiri secara langsung, tetapi meliputi daerah yang sangat luas sekali, termasuk semua orang yang bersekutu dengan dia baik melalui harta ataupun sikap.

Masing-masing mendapat dosa sesuai dengan keterlibatannya itu. Misalnya tentang arak (alkohol), Rasulullah SAW melaknat kepada yang meminumnya, yang membuat (pemeras), yang membawanya, yang diberinya, yang menjualnya dan seterusnya. Nanti insya Allah akan kami sebutkan.

Begitu juga dalam soal riba, akan dilaknat orang yang memakannya, yang memberikannya, penulisnya dan saksi-saksinya.

Begitulah, maka semua yang dapat membantu kepada perbuatan haram, hukumnya adalah haram juga. Dan semua orang yang membantu kepada orang yang berbuat haram, maka dia akan terlibat dalam dosanya juga.

Jumat, 09 Mei 2014

Khutbah Jum'at Ustad Muhammad Arifin Ilham yang Menggetarkan Hati