RADAR ISLAM -- Yunus
termasuk nabi yang keberadaan, dan perjuangan menegakkan kalimat tauhid
tertulis pada tiga kitab suci agama Samawi, yaitu Islam, Kristen, dan Yahudi.
Beberapa sejarawan dan ahli tafsir sepakat nama asli Nabi Yunus adalah Yunus
bin Matta. Yunus mendapat wahyu dan diangkat ALLAH SWT sebagai nabi untuk
menyampaikan kebenaran kepada kaum Ninawa.
Yunus
merasakan beratnya tugas menjadi seorang nabi, terlebih dia bukan berasal dari
kaum Ninawa, sehingga kedatangannya tidak mendapatkan respon positif. Mereka
tidak perduli dengan kedatangan Nabi Yunus, bahkan bisa dipastikan Nabi Yunus
selalu mendapat cibiran, olok-olok, dan tindak kekerasaan setiap kali berdakwah
mengajak beriman kepada ALLAH SWT.
Kaum
Ninawa memiliki kebiasaan jahiliyah, bercinta dengan orangtua atau anaknya
sendiri, merupakan perbuatan sehari-hari. Kepercayaan mereka kepada berhala
sebagai tuhan, menambah kebodohan dan kekafiran kaum Ninawa.
Sudah
tidak terhitung kegagalan Nabi Yunus, pada setiap kesempatannya beribadah
kepada ALLAH SWT, dia selalu mengeluh dan merasa tidak berdaya menghadapi kaum
Ninawa.
Karena tidak pernah berhasil, strategi dakwah Nabi yunus diubah. Selain
mengajak kebenaran, dia juga menyampaikan ancaman adzab yang akan terjadi jika
kaum Ninawa tidak mengikuti seruannya dan segera beriman.
Namun
sekali lagi, kaum Ninawa tidak mengindahkan. Mereka menantang Nabi Yunus untuk
menunjukkan azab yang dia peringatkan. Mengetahui jawaban kaumnya, Nabi Yunus
akhirnya patah semangat dan marah. Dia kemudian mengadukan kepada ALLAH SWT
untuk menurunkan adzabNya.
Setelah
berdoa, nabi Yunus pergi meninggalkan kaum Ninawa dengan perasaan marah.
Kekesalan dan sakit hati bercampur menjadi satu di dalam hatinya. Berkali-kali
dia menyerukan kebenaran, namun tidak ada satu pun umatnya yang mengindahkan.
Sepeninggalan
Nabi Yunus, kaum Ninawa melihat gejala aneh alam. Secara bertahap, awan hitam
mulai menyelimuti penduduk Ninawa. Hewan peliharaan mereka berteriak dan
bertingkah tidak wajar. Dari kejauhan, gemuruh badai disertai tiupan angin
kencang menghampiri kota.
Dalam
suasana panik dan ketakutan, kaum Ninawa menyadari kebenaran ajaran yang dibawa
Nabi Yunus. Kemudian mereka bertaubat kepada Allah SWT dan meyakini kebenaran dakwah
Nabi Yunus, seluruh berhala mereka hancurkan tanpa tersisa.
Suasana kota Ninawa kembali cerah, suara gemuruh yang awalnya menderu dengan
tiupan angin kencang, berganti tiupan angin sepoi. Kesadaran kaum Ninawa kepada
kebenaran Nabi Yunus, mendorong seluruh penduduk kota mencari sang nabi untuk
membawanya menuju kesempurnaan hidup.
"Dan
mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya itu
bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Tatkala mereka (kaum Yunus itu),
beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan
dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang
tertentu," firman Allah SWT dalam surrah Yunus ayat 98.
Namun Nabi
Yunus sudah jauh dari kaum Ninawa, bahkan ketika sampai di batas daratan, dia
masih memendam dendam dan marah kepada kaum Ninawa. Seakan lupa akan kewajiban
sebagai utusan ALLAH SWT, Nabi Yunus bertekad meninggalkan kaum Ninawa sejauh
mungkin dengan menumpangi kapal nelayan setempat.
Sesampainya
di tengah lautan, tiba-tiba laut yang awalnya tenang berubah menjadi gelombang
besar, membuat kapal yang ditumpangi Nabi Yunus terombang ambing. Kondisi aneh
ini diperparah cuaca gelap dan tiupan kencang angin topan. Tidak lama berselang
muncul ikan berukuran raksasa dari dalam air. Banyak pendapat bahwa itu adalah
ikan Nun, sejenis Paus. Seluruh penumpang panik, termasuk Nabi Yunus.
Berbagai
usaha dilakukan untuk keluar dari amukan badai. Satu persatu barang-barang di
dalam kapal dibuang ke laut, supaya berat kapal menjadi ringan dan bisa
bergerak cepat. Namun semua itu sia-sia, barang di kapal sudah habis namun
kapal masih melamban. Hanya para penumpangnya yang masih tersisa.
Setelah
dilakukan berbagai kesepakatan, akhirnya Nabi Yunus terpilih untuk dibuang ke
lautan sebagai upaya mengurangi berat kapal. Pada saat itulah Nabi Yunus
tersadar, dosa besar yang dilakukannya berupa meninggalkan dakwah, dan
mengingkari perintah ALLAH SWT.
"Sesungguhnya
Yunus benar-benar salah seorang rasul.(ingatlah) ketika ia lari ke kapal yang
penuh muatan. Kemudian ia ikut berundi lalu dia termasuk orang-orang yang kalah
dalam undian. Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam Keadaan tercela,"
firman Allah dalam surrah Ash-Syaaffat ayat 139-142.
Di dalam perut ikan itulah Nabi Yunus menyesalkan perbuatannya, tiada henti dia
mengeluarkan air mata, berzikir, berdoa, meminta ampunan ALLAH SWT. Dia selalu
menyesalkan sikap putus asanya dengan meninggalkan dakwah kepada kaum Ninawa
tanpa seizin ALLAH SWT. Hingga setelah sekian lama berada di dalam ikan sambil
merenungi kesalahannya, ALLAH SWT mengampuni dosanya dan mengembalikannya ke
daratan untuk kembali kepada kaumnya.
"Maka
kalau Sekiranya Dia tidak Termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah.
Niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit.
Kemudian Kami lemparkan Dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan
sakit," firman ALLAH SWT dalam surrah Ash-Syaaffat ayat 143-145.
Sumber : Merdeka.com